Pagi
ini aku melihat ada yang berbeda dengan Saskia, gadis dambaanku itu terlihat
sedih sejak tadi. Tak biasanya ia begitu. Aku mencoba untuk mengabaikannya,
tapi batinku terus bertanya dan begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada
Saskia. Ingin sekali rasanya aku mencoba untuk mencari tau, tapi lagi-lagi aku memendam
niatku. Begini lah aku. Aku tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan
perasaanku pada gadis manis itu.
Pada sela jam pelajaran
aku terus melontarkan pandanganku pada Saskia. Ia tetap masih terlihat sedih.
Entah beban apa yang sedang melanda batinnya. Gadis berjilbab itu telah menyita
perhatianku beberapa bulan ini. Tak tau sejak kapan, yang pasti aku telah mulai
menyukainya. Hingga kini rasa itu semakin menggebu-gebu.
Biasanya
keceriaan Saskia itu selalu membuatku memperhtikannya. Tapi tetap saja, aku
hanya bisa memendam rasa ini. Sekali lagi aku katakan, aku tak berani
mengungkapkan perasaan ini. aku selalu mempertanyakan dalam hati, “apakah
Saskia juga menyukai Aku ? “. Walaupun aku teman sekelas nya belum tentu Saskia
juga menyukai dan membalas rasa cintaku .
“eh,, kira-kira Saskia kenapa ya ? tumben hari ini tak
terdengar celotehnya?” suara Faiz yang mengacaukan Lamunanku.
“hhm, ga tau tuh kenapa. Mungkin dia lagi tak enak badan
kali” jawabku sambil kembali memperhatikan guru Bahasa Indonesia yang sedang
mengajar di depan.
Jam 14.30 siang. Bel sekolah berbunyi, yang berarti jam
sekolah telah usai. Aku keluar dan menuju parkiran di mana tempat motornya
berteduh. Dan mengendarai motor keluar gerbang sekolah.
Di Pos dekat gerbang sekolah, aku melihat seorang yang aku
kagumi itu. Sepertinya ia sedang menunggu Ojek yang biasa menjemputnya. Aku prihatin
pada Saskia. Tak sanggup rasanya aku melihat Saskia murung seperti ini.
Aku memberanikan diri untuk menghampiri Saskia dan mengajak
nya pulang . Rumahku dan rumahnya memang jauh, tapi jalannya masih satu arah.
Sehingga tak merepotkan bagiku untuk mengantar Saskia pulang. Apa lagi Saskia
adalah cewek idamanku.
“ Sas, mau pulang bareng aku
ga ?” Tanyaku sambil sedikit gemetar.
“eh, Adi. Ga papa, aku pulang
pake Ojek yang biasa jemput aku pulang. Sebentar lagi Ojek nya dateng kok.”
Tolak nya dengan wajah yang masih terlihat murung.
“ ayolah Sas, rumah kita kan
searah. Enakan naik motornya sama aku, lebih seru, ga perlu nunggu lama-lama
lagi” pujukku lagi padanya.
Akhirnya, setelah berhasil
dibujuk, Saskia pun menaiki motorku. Dengan rasa bahagia dan bercampur sedikit
grogi, Aku menjalankan motor dan pulang bersama Saskia.
Kejadian siang itu terus teringat olehku. Betapa tidak, Aku
berhasil melakukan sesuatu yang baik dengan orang yang spesial. Meskipun kami
sekelas, tetapi aku jarang sekali berinteraksi. Keceriaannya itu yang membuat
aku lebih memilih memperhatikan nya dari jauh dari pada harus menghampiri dan
berbicara seperti tadi.
Sungguh
ini semua benar-benar membuat aku tak bisa tidur. “Ya allah, ciptaan-Mu yang satu ini membuatku merasa tak
berdaya”. Untuk menenangkan pikiran, Aku mengambil wudu dan mulai mengaji. Ini lah yang biasa ia lakukan
jika ada sesuatu pikiran yang menggangguku.
Pagi
ini wajah Saskia tak terlihat murung seperti kemarin. Hati aku lega melihatnya
pagi ini. Setelah meletakkan tas dan
berniat untuk keluar kelas aku menoleh-olehkan pandanganku pada Saskia. Dadaku
bagai tersiram batu es. Terasa segar sesegar-segarnya. Gadis manis itu melemparkan senyum nya
kepadaku. aku tau pasti hal inilah yang akan membuatku sulit untuk tidur lagi
malam ini.
Setelah
membalas senyum Saskia, rasanya tak ingin aku meninggalkan kursi ini dan
membalikkan wajahku. Tetapi Faiz telah menunggu diluar. Sebelumnya, aku telah
berjanji padanya untuk menemani nya keperpustakaan. Sepanjang jalan menuju
perpustakaan tak bisa aku sembunyikan kebahagiaan itu. Senyumku terus-menerus
terkembang dari bibir.
“eh,
kesambet ya ? pagi-pagi senyum-senyum sendiri? Mimpi apa lho semalam ? “ Tanya
Faiz pada ku.
Tanpa
menjawab pertanyaan Faiz, aku menyenggol tangan nya dan kembali tersenyum. Kebahagiaan
pagi ini tak dapat lagi aku sembunyikan. Sepertinya hari ini akan aku bagikan
kebahagiaanku kepada siapa saja . Rasanya aku memang sudah gila. Perasaan jatuh
cinta benar-benar merasukiku.
Kini
hari-hari ku di kelas semakin bersemangat. Hubungan aku dengan Saskia pun
semakin membaik. Semenjak kejadian sepulang sekolah itu kami mulai sering
berkomunikasi. Hari-hari aku memang
semakin bersemangat. Tuhan kali ini
telah memberikanku kebahagian yang plus-plus. Tak lupa aku bersyukur
pada tuhan atas kebahagiaan yang telah-Ia anugrahkan padaku.
Setelah
3 bulan ini Aku jalani dengan penuh kebahagian, hari ini aku kembali
mendapatkan kebahagiaan. Anisa sahabat Saskia mendatangiku dan berniat untuk
mencomblangkanku dengan Saskia. Sepanjang hari ini, senyummanku melekat erat di
bibir. Baru aku mengerti tentang pribahasa “banyak jalan menuju Roma” artinya
banyak cara tuhan memberikan kebahagiaannya. Tuhan memang selalu merencanakan
hal-hal yang indah pada setiap umatnya. Terus aku ucapkan sukur pada-Nya.
Sebelumnya
Anisa telah memberikan nomor Hp Saskia padaku. Selanjutnya akulah yang harus
mulai untuk memberanikan diri. Dengan mengucap bissmillah aku memantapkan
diriku untuk mulai meng-sms Saskia.
Tetapi
Aku kembali ragu. Harus dengan basa-basi apa aku memulai komunikasi ini. Aku
tak ingin terkesan konyol nanti. Akhirnya aku mulai dengan alasan tugas
kelompok kami, yang kebetulan aku Satu kelompok dengan Saskia.
“
assalammualaikum, maaf menggangu. Sas aku mau tanya tugas kelompok kita, yang
bagian kamu udah siap belum? soalnya mau aku buat kesimpulannya. –Adiii.”
Sms
yang menurutnya begitu konyol itu telah berhasil terkirim.
Tak
perlu menunggu lama sms nya sudah mendapat balasan.
“
waalaikumsalam, oh ya Di, sudah siap, maaf ya aku bikin pekerjaan mu tertunda.
Aku lupa ingin memberikannya padamu di sekolah tadi. Besok akan ku kasih di sekolah.”
Meski
sms itu terkesan biasa, tetapi getaran yang ada pada hatiku ini seperti
sengatan listirik yang tegangannya sangat tinggi.
Kembali
aku memutar otak, dan mencari alasan
untuk mendekatinya.Sejak saat itulah kami semakin dekat. Sepertinya hari-hariku
terus mengganggu Saskia dengan smsku. Tapi diapun juga terus meng-sms-i Ku.
Sepertinya ada gayung yang bersambut.
Tidak
terbayang olehku kalau kami bisa sedekat ini. Kini setiap hari aku mengantar
Saskia pulang. Hubungan kami sepertinya sudah lebih dari sahabat. Setiap hari aku
memberikannya perhatian yang menurut teman-temanku berlebihan dari sekedar
teman biasa. hubungan kami penuh dengan canda dan tawa. Hari-hari kami semakin
bahagia.
Setelah
merasa begitu dekat dengan Saskia aku pun tak kuasa untuk terus memendam rasa
ini. Akhirnya dengan segala keberanian, aku mengungkapkan perasaanku pada Saskia.
Sepulang
sekolah, aku mengajak Saskia singgah ke toko buku. Dengan alasan ada sebuah
buku yang ingin aku cari.
Setelah setengah jam sepertinya ia merasa bosan di
toko itu. Dan sepertinya ia tahu bahwa aku
telah membohongi nya. aku kumpulkan seluruh keberanianku. Inilah kali pertama aku
menatap seorang perempuan, dan mencoba untuk jujur tentang perasaanku.
Setelah
puas memutar-mutar pembicaraan untuk berbasa-basi, sampailah pada Puncaknya
nya. Dadaku berdetak begitu kencang
seperti tak seorang pun yang bisa menghitung berapa kecepatannya.
“sas,
sebenarnya aku telah lama menyimpan rasa padamu. Dan hari ini aku baru berani untuk mengungkapkan nya.
Sejujur-jujurnya aku benar-benar menyukaimu.”
Dengan
tersipu malu Saskia juga mengatakan bahwa ia juga menyimpan rasa padaku.
“Akhirnya
ada gayung yang tersambut”, teriak batinku.
Ternyata
cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Sejak di toko buku itu, aku dan Saskia
lebih sering mengeluarkan rasa suka dan
sayang kami. Dan akhirnya sekarang kami menjalani suatu hubungan dengan
berlandaskan sebuah komitmen untuk saling setia.
karya: Adi Putra Pratama
karya: Adi Putra Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar