Rabu, 28 November 2012

Tidurku Tak Nyenyak



Pagi ini aku melihat ada yang berbeda dengan Saskia, gadis dambaanku itu terlihat sedih sejak tadi. Tak biasanya ia begitu. Aku mencoba untuk mengabaikannya, tapi batinku terus bertanya dan begitu penasaran dengan apa yang terjadi pada Saskia. Ingin sekali rasanya aku mencoba untuk mencari tau, tapi lagi-lagi aku memendam niatku. Begini lah aku. Aku tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaanku pada gadis manis itu.
          Pada  sela jam pelajaran aku terus melontarkan pandanganku pada Saskia. Ia tetap masih terlihat sedih. Entah beban apa yang sedang melanda batinnya. Gadis berjilbab itu telah menyita perhatianku beberapa bulan ini. Tak tau sejak kapan, yang pasti aku telah mulai menyukainya. Hingga kini rasa itu semakin menggebu-gebu.     
Biasanya keceriaan Saskia itu selalu membuatku memperhtikannya. Tapi tetap saja, aku hanya bisa memendam rasa ini. Sekali lagi aku katakan, aku tak berani mengungkapkan perasaan ini. aku selalu mempertanyakan dalam hati, “apakah Saskia juga menyukai Aku ? “. Walaupun aku teman sekelas nya belum tentu Saskia juga menyukai dan membalas rasa cintaku .
          “eh,, kira-kira Saskia kenapa ya ? tumben hari ini tak terdengar celotehnya?” suara Faiz yang mengacaukan Lamunanku.
          “hhm, ga tau tuh kenapa. Mungkin dia lagi tak enak badan kali” jawabku sambil kembali memperhatikan guru Bahasa Indonesia yang sedang mengajar di depan.
          Jam 14.30 siang. Bel sekolah berbunyi, yang berarti jam sekolah telah usai. Aku keluar dan menuju parkiran di mana tempat motornya berteduh. Dan mengendarai motor keluar gerbang sekolah.
          Di Pos dekat gerbang sekolah, aku melihat seorang yang aku kagumi itu. Sepertinya ia sedang menunggu Ojek yang biasa menjemputnya. Aku prihatin pada Saskia. Tak sanggup rasanya aku melihat Saskia murung seperti ini.
          Aku memberanikan diri untuk menghampiri Saskia dan mengajak nya pulang . Rumahku dan rumahnya memang jauh, tapi jalannya masih satu arah. Sehingga tak merepotkan bagiku untuk mengantar Saskia pulang. Apa lagi Saskia adalah cewek idamanku.
“ Sas, mau pulang bareng aku ga ?” Tanyaku sambil sedikit gemetar.
“eh, Adi. Ga papa, aku pulang pake Ojek yang biasa jemput aku pulang. Sebentar lagi Ojek nya dateng kok.” Tolak nya dengan wajah yang masih terlihat murung.
“ ayolah Sas, rumah kita kan searah. Enakan naik motornya sama aku, lebih seru, ga perlu nunggu lama-lama lagi” pujukku lagi padanya.
Akhirnya, setelah berhasil dibujuk, Saskia pun menaiki motorku. Dengan rasa bahagia dan bercampur sedikit grogi, Aku menjalankan motor dan pulang bersama Saskia.
          Kejadian siang itu terus teringat olehku. Betapa tidak, Aku berhasil melakukan sesuatu yang baik dengan orang yang spesial. Meskipun kami sekelas, tetapi aku jarang sekali berinteraksi. Keceriaannya itu yang membuat aku lebih memilih memperhatikan nya dari jauh dari pada harus menghampiri dan berbicara seperti tadi.
Sungguh ini semua benar-benar membuat aku tak bisa tidur. “Ya allah,  ciptaan-Mu yang satu ini membuatku merasa tak berdaya”. Untuk menenangkan pikiran, Aku mengambil wudu dan  mulai mengaji. Ini lah yang biasa ia lakukan jika ada sesuatu pikiran yang menggangguku.
Pagi ini wajah Saskia tak terlihat murung seperti kemarin. Hati aku lega melihatnya pagi ini. Setelah  meletakkan tas dan berniat untuk keluar kelas aku menoleh-olehkan pandanganku pada Saskia. Dadaku bagai tersiram batu es. Terasa segar sesegar-segarnya.  Gadis manis itu melemparkan senyum nya kepadaku. aku tau pasti hal inilah yang akan membuatku sulit untuk tidur lagi malam ini.
Setelah membalas senyum Saskia, rasanya tak ingin aku meninggalkan kursi ini dan membalikkan wajahku. Tetapi Faiz telah menunggu diluar. Sebelumnya, aku telah berjanji padanya untuk menemani nya keperpustakaan. Sepanjang jalan menuju perpustakaan tak bisa aku sembunyikan kebahagiaan itu. Senyumku terus-menerus terkembang dari bibir.
“eh, kesambet ya ? pagi-pagi senyum-senyum sendiri? Mimpi apa lho semalam ? “ Tanya Faiz pada ku.
Tanpa menjawab pertanyaan Faiz, aku menyenggol tangan nya dan kembali tersenyum. Kebahagiaan pagi ini tak dapat lagi aku sembunyikan. Sepertinya hari ini akan aku bagikan kebahagiaanku kepada siapa saja . Rasanya aku memang sudah gila. Perasaan jatuh cinta benar-benar merasukiku.
Kini hari-hari ku di kelas semakin bersemangat. Hubungan aku dengan Saskia pun semakin membaik. Semenjak kejadian sepulang sekolah itu kami mulai sering berkomunikasi. Hari-hari aku  memang semakin bersemangat. Tuhan kali ini  telah memberikanku kebahagian yang plus-plus. Tak lupa aku bersyukur pada tuhan atas kebahagiaan yang telah-Ia anugrahkan padaku.
Setelah 3 bulan ini Aku jalani dengan penuh kebahagian, hari ini aku kembali mendapatkan kebahagiaan. Anisa sahabat Saskia mendatangiku dan berniat untuk mencomblangkanku dengan Saskia. Sepanjang hari ini, senyummanku melekat erat di bibir. Baru aku mengerti tentang pribahasa “banyak jalan menuju Roma” artinya banyak cara tuhan memberikan kebahagiaannya. Tuhan memang selalu merencanakan hal-hal yang indah pada setiap umatnya. Terus aku ucapkan sukur pada-Nya.
Sebelumnya Anisa telah memberikan nomor Hp Saskia padaku. Selanjutnya akulah yang harus mulai untuk memberanikan diri. Dengan mengucap bissmillah aku memantapkan diriku untuk mulai meng-sms Saskia.
Tetapi Aku kembali ragu. Harus dengan basa-basi apa aku memulai komunikasi ini. Aku tak ingin terkesan konyol nanti. Akhirnya aku mulai dengan alasan tugas kelompok kami, yang kebetulan aku Satu kelompok dengan Saskia.
“ assalammualaikum, maaf menggangu. Sas aku mau tanya tugas kelompok kita, yang bagian kamu udah siap belum? soalnya mau aku buat kesimpulannya. –Adiii.”
Sms yang menurutnya begitu konyol itu telah berhasil terkirim.
Tak perlu menunggu lama sms nya sudah mendapat balasan.
“ waalaikumsalam, oh ya Di, sudah siap, maaf ya aku bikin pekerjaan mu tertunda. Aku lupa ingin memberikannya padamu di sekolah tadi. Besok akan ku kasih di sekolah.”
Meski sms itu terkesan biasa, tetapi getaran yang ada pada hatiku ini seperti sengatan listirik yang tegangannya sangat tinggi.
Kembali aku memutar otak, dan  mencari alasan untuk mendekatinya.Sejak saat itulah kami semakin dekat. Sepertinya hari-hariku terus mengganggu Saskia dengan smsku. Tapi diapun juga terus meng-sms-i Ku. Sepertinya ada gayung yang bersambut.
Tidak terbayang olehku kalau kami bisa sedekat ini. Kini setiap hari aku mengantar Saskia pulang. Hubungan kami sepertinya sudah lebih dari sahabat. Setiap hari aku memberikannya perhatian yang menurut teman-temanku berlebihan dari sekedar teman biasa. hubungan kami penuh dengan canda dan tawa. Hari-hari kami semakin bahagia.
Setelah merasa begitu dekat dengan Saskia aku pun tak kuasa untuk terus memendam rasa ini. Akhirnya dengan segala keberanian, aku  mengungkapkan perasaanku pada Saskia.
Sepulang sekolah, aku mengajak Saskia singgah ke toko buku. Dengan alasan ada sebuah buku yang ingin aku cari.
Setelah  setengah jam sepertinya ia merasa bosan di toko itu. Dan sepertinya ia tahu  bahwa aku telah membohongi nya. aku kumpulkan seluruh keberanianku. Inilah kali pertama aku menatap seorang perempuan, dan mencoba untuk jujur tentang perasaanku.
Setelah puas memutar-mutar pembicaraan untuk berbasa-basi, sampailah pada Puncaknya nya. Dadaku berdetak  begitu kencang seperti tak seorang pun yang bisa menghitung berapa kecepatannya.
“sas, sebenarnya aku telah lama menyimpan rasa padamu. Dan hari ini  aku baru berani untuk mengungkapkan nya. Sejujur-jujurnya aku benar-benar menyukaimu.”
Dengan tersipu malu Saskia juga mengatakan bahwa ia juga menyimpan rasa padaku.
“Akhirnya ada gayung yang tersambut”, teriak batinku.
Ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Sejak di toko buku itu, aku dan Saskia lebih  sering mengeluarkan rasa suka dan sayang kami. Dan akhirnya sekarang kami menjalani suatu hubungan dengan berlandaskan sebuah komitmen untuk saling setia.

karya: Adi Putra Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar